Leadership. Satu kata
yang sangat familiar di telinga kita. Banyak sekali pelatihan-pelatihan yang
diadakan untuk mencetak leader. Pemimpin. Jika disebut satu kata “pemimpin”,
pasti yang ada dalam benak kita adalah presiden, direktur, bupati, dan sederet
orang-orang penting lainnya.
Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah
Saw. Berkata :”Setiap kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai
pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan
akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin di
rumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu, setiap kalian sebagai pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.“(Mutafaqun ‘alaih)
Presiden, direktur,
bupati memang pemimpin. Pemimpin yang tampak di masyarakat. Padahal setiap kita
adalah pemimpin bagi diri kita sendiri sebagaimana hadits Rasulullah di atas.
Dan pasti pertanggungjawabannya akan diminta baik di dunia maupun di akhirat. Jadi,
yang namanya pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah dijalani. Namun, harus
dilaksanakan sebaik mungkin tanpa menghilangkan hak orang lain.
Seorang pemimpin
memiliki kemampuan sedikit lebih dibandingkan orang lain. Kemampuan
mengorganisir. Sebelum menjadi seorang bupati, misalnya, harus mampu mengatur
dirinya sendiri. Karena menjadi pemimpin berarti membagi waktunya untuk orang
lain. Namun, seorang pemimpin yang adil mendapatkan tempat terbaik di sisi
Allah Azza wa Jalla. Bahkan mendapatkan naungan di hari yang tidak ada naungan
selain naungan Allah.
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw.,
beliau bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada
hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, pemuda
yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, seseorang yang hatinya
senantiasa digantungkan (dipertautkan) dengan masjid, dua orang saling
mencintai karena Allah yang keduanya
berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak
(dirayu) oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :”Sesungguhnya
saya takut kepada Allah. Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia
merahasiakannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat
yang sepi sampai meneteskan air mata.”(H.R. Bukhari dan Muslim).
Namun, ketika kita
melihat pemimpin zaman sekarang yang begitu berambisi memegang jabatan tanpa
menunjukkan aksi yang nyata, miris. Koar-koar kampanye dengan berjuta program
yang tampak meyakinkan. Namun, ketika terpilih, sibuk menumpuk harta untuk
mengembalikan uang kampanye. Pura-pura lupa atau bahkan sengaja melupakan
janji-janji kampanye. Masya Allah. Mau jadi apa dunia ini kalau
pemimpin-pemimpinnya sibuk mengurusi perutnya sendiri. Hak-hak rakyatnya tidak
dipenuhi. Sungguh celaka pemimpin yang seperti ini.
”Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa
kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Itu sangat dibenci di sisi
Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Ash Shaf:2-3)
Terus pemimpin yang ideal itu yang seperti apa? Seperti
Rasulullah saw. Memberikan teladan. Bukan hanya perkataan. Dekat dengan rakyat
tapi tetap memegang prinsip-prinsip kebenaran. Adil tanpa kolusi apalagi nepotisme.
Santun dan bersahaja. Bahkan beliau sendiri memimpin beberapa perang besar.
Ikut merasakan luka-luka sabetan pedang. Perut beliau pun jarang merasakan
makanan enak. Hanya roti gandum kasar. Namun, kesejahteraan rakyat tetap nomer
satu. Hak-hak rakyat selalu dipenuhi. Bahkan Umar bin Khattab tak pernah tidur
sebelum memenuhi hak-hak rakyatnya. Makan setelah semua rakyatnya kenyang. Namun,
selama pemerintahannya mampu membangun sarana-sarana untuk umum, seperti kantor pos dan baitul mal. Dan tetap
bersahaja. Tidur di bawah pohon kurma. Bahkan pakaian pun penuh tambalan.
Adakah pemimppin masa kini yang mendekati sikap beliau-beliau di atas? Betapa
dunia akan tentram jikalau semua pemimpin dunia layaknya pemimpin-pemimpin
Islam tersebut? Semoga saja beberapa tahun ke depan akan bermunculan pemimpin
ideal yang tak pernah bisa tidur nyenyak sebelum semua hak rakyatnya terpenuhi.
Dan semoga rakyatnya mampu menentukan pemimpin-pemimpin yang adil dan amanah.