Selasa, 21 Agustus 2012

Bersama di Asrama, Menjalin Ukhuwah, Menempa Diri Bersama



Asrama identik dengan penjara. Larangan ini itu. Dan berbagai peraturan lainnya. Namun, anggapan tersebut tidak selalu benar. Asrama juga berarti bersama. Asrama juga berarti berbagi. Asrama juga berarti mengerti. Banyak hal. Awal masuk asrama adalah fase-fase terberat seorang anak berpisah dengan orang tua maupun keluarganya. Fase terberat pula bagi orang tuanya. Seminggu dua minggu, makan rasanya tidak enak. Tidur tidak nyenyak. Selalu terbayang rumah dan daerah asal. Namun, seiring berjalannya waktu dan insting manusia untuk selalu beradaptasi, maka asrama pun menjadi rumah kedua yang tak ingin ditinggalkan. Saudara-saudara dari berbagai daerah bahkan dari berbagai negara dan berbagai agama. Bersama berkeluh kesah. Bersama menggapai mimpi. Bersama berbagi suka maupun duka. Momen-momen yang tak kan pernah terlupakan.

Sungguh benar sekolah-sekolah maupun universitas-universitas yang mewajibkan siswa-siswinya untuk tinggal di asrama. Mereka tahu benar pentingnya asrama untuk mendidik generasi bangsa yang multikultural ini. Mereka mempersiapkan putra-putri bangsa ini, Indonesia, menjadi pemimpin bangsa yang bersuku-suku. Tak mudah menghadapi perbedaan. Tak mudah menghadapi keberagaman. Namun, dengan latihan, salah satunya tinggal di asrama, semuanya akan menjadi mudah. Mencetak pemimpin-pemimpin bangsa yang adil dan amanah pun bukanlah hal yang sulit lagi.

Sekolah-sekolah maupun universitas-universitas yang mewajibkan asrama bagi siswa-siswinya, pasti sudah menyiapkan pendidikan multibudaya. Acara-acara untuk saling mengenal antar daerah bahkan antar negara menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Belajar budaya tanpa harus mengunjungi daerahnya langsung. Ada banyak keuntungan. Ada banyak pelajaran.

“ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujurat:13)

Tampak jelas mengapa diciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. Diciptakan pula satu bangsa berbeda dengan bangsa lain. Satu suku berbeda dengan suku lain. Agar saling mengenal. Saling bekerja sama untuk menata bumi dan isinya. Bukan saling bermusuhan. Bukan pula saling menaklukan. Dan semua hal itu dapat diperoleh di asrama. Hidup bersama dalam perbedaan. Menjalin ukhuwah dan merajut mimpi bersama.

Apabila ada yang berkata susahnya hidup di asrama, itu karena dia belum pernah mencobanya. Atau mungkin egonya yang tinggi membuatnya sulit tinggal bersama. Semua kesulitan hidup di asrama akan menjadi cerita indah sepanjang hayat. Bahkan komunikasi di asrama merupakan salah satu cara membangun networking. Dan pelajaran hidup di asrama menjadi acuan memecahkan masalah yang lebih besar di masyarakat. Tak ada kata rugi tinggal di asrama. Bersama di asrama, menjalin ukhuwah, menempa diri bersama.

TYAS ARUMSARI-AGH 49-IPB